Stabilitas Pangan Merupakan Salah Satu Unsur Penting Kekuatan Nasional

 
Stabilitas Pangan Merupakan Salah Satu Unsur Penting Kekuatan Nasional

 

Stok Pangan Cukup, Negara Hebat


Pada post kali ini penulis ingin menggoreskan sedikit tentang arti pangan bagi suatu unit politik seperti negara  yang mengacu pada pendapat Hans J. Morgenthau  mengenai Kekuatan Nasional suatu negara seperti yang ditulisnya dalam buku terkenalnya: Politics Among Nations. 


Seperti kita ketahui, memasuki tahun 2018 ini santer dikabarkan tentang adanya rencana pemerintah Indonesia untuk mengimpor beras yang akhirnya memicu polemik di masyarakat karena bertepatan dengan musim panen raya sehingga nereka yang tidak setuju beranggapan bahwa kebijakan mengimport tersebut saat ini dirasa tidak perlu.

Sementara itu, dikabarkan beberapa provinsi memiliki stok beras yang melimpah terutama Sulawesi Selatan yang dikabarkan juga siap untuk memenuhi kebutuhan beras nasional selama beberapa waktu ke depan sehingga pemerintah seharusnya tidak perlu mengimpor beras.

Bahkan provinsi DKI Jakarta yang notabene  memiliki wilayah yang didominasi oleh area hunian, bisnis dan industri pun sukses melakukan panen raya yang dilakukan oleh gubernur Anies Baswedan pada Selasa pekan ini seperti bisa dibaca di sini.

Gubernur Anies Baswedan pun pada kesempatan itu seperti dikutip dari laman Facebook-nya juga mengatakan harapannya agar para siswa sekolah di Jakarta ikut serta melakukan penanaman yang dilakukan bulan depan serta ikut serta pula saat masa panen tiba yang diperkirakan terjadi pada Mei ini.

Penulis sendiri sangat mengapresiasi langkah yang ditempuh gubernur DKI yang mengajak serta para siswa sekolah di Jakarta untuk menjadikan lahan pertanian di Jakarta sebagai sarana pembelajaran yang menurutnya sangat penting agar para siswa mengetahui banyak hal tentang pertanian selain membuat mereka menghargai profesi para petani.

Barangkali itulah mengapa pada masa Orde Baru dulu, pemerintahan Soeharto menitikberatkan sektor ini pada setiap Repelita yang akhirnya pada medio dekade 1980-an Indonesia sukses meraih swasembada pangan.

Bicara soal pangan memang merupakan salah satu unsur yang vital dalam suatu negara karena seperti disebutkan di atas, Morgenthau yang dikenal sebagai salah seorang ahli politik mazhab Realis menempatkan pangan sebagai salah satu sektor penting yaitu pada unsur Sumber Daya Alam dari 7 unsur kekuatan nasional yang meliputi:

1. Faktor Geografis

Letak geografis merupakan andalan kekuatan yang memengaruhi politik luar negeri suatu negara. Misalnya, sebuah fakta bahwa Amerika Serikat terpisah oleh Samudera Atlantik yang mengurangi dampak politik yang berkecamuk di benua Eropa dan Asia.

Dengan kata lain, letak geografis Amerika Serikat tetap menjadi faktor dasar pertimbangan oleh politik luar negeri global.

2. Sumber Daya Alam

Faktor ini melingkupi ketersediaan pangan, potensi minyak bumi, bahan mentah, dll. Dalam kasus ketersediaan pangan, negara yang menikmati sumber pangan yang besar tidak perlu mengalihkan politik luar negeri dari kepentingan nasionalnya, dengan menjamin penduduknya tidak akan mengalami kelaparan.

Bahan mentah pada zaman perang hingga zaman industri modern menjadi bahan utama pengolahan industri. Negara dengan bahan mentah yang berlimpah dan memiliki akses mudah menguasainya di luar teritori negara, sangat berimplikasi pada kekuatan nasional negara tersebut. Sejak Prrang Dunia I, minyak sebagai sumber energi sangat penting dalam kebutuhan industri dan perang.

Senjata, pranata militer, kendaraan, mesin industri dimekanisir oleh minyak. Akibatnya, negara pemilik minyak bumi memperoleh kekuatan yang signifikan dalam urusan internasional. Kekuatan minyak memunculkan aktor negara baru yang makin berpengaruh, seperti Uni Soviet pada beberapa tahun lalu sebelum bubar dan Timur tengah. Meskipun demikian, minyak sudah tidak lagi merupakan acuan kekuatan nasional suatu negara.

3. Kemampuan Industri

Negara dengan cadangan bahan mentah yang besar, namun tidak sepadan dengan pranata industri yang memadai tidak menjadikannya sebagai kekuatan politik global. Jadi tidak dapat dipungkiri, bahwa negara industry sangat identik dengan kekuatan besar dalam perubahan politik dunia.

4. Kesiagaan Militer


Ketergantungan kekuatan nasional atas kesiapan militer sangat jelas, dengan memerlukan pranata militer yang ampuh mendukung politik luar negeri yang ditempuh oleh negara. Unsur kesiagaan militer di sini melingkupi penguasaan teknologi, kualitas kepemimpinan militer yang berpengaruh atas kekuatan nasional, dengan memiliki pemikiran baru pada siasat dan taktik. Namun negara dengan pemimpin yang tangkas akan menjadi negara yang lemah apabila tidak memiliki jumlah pasukan yang besar dan berkualitas.

5. Penduduk

Tidak tepat untuk mengatakan bahwa semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kekuatan nasional. Misalnya kasus RRC, yang memiliki penduduk 1.3 miliyar, dan India yang berpenduduk 1 miliyar, tidak menjadikan diri mereka kekuatan superpower global. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas dapat digunakan untuk menggerakan roda gerak industry, militer.

6. Karakter Nasional

Karakter nasional pasti akan memengaruhi kekuatan nasional. Moral nasional salah satunya, moral nasional adalah tingkat kebulatan tekad suatu bangsa untuk mendukung politik luar negeri yang menyebar ke segenap kegiatan negara, seperti produksi industri, pranata militer maupun dinas diplomatiknya.

Hal tersebut memiliki makna fundamental yang harus diambil, dan dapat menentukan kelangsungan hidup suatu negara. Moral nasional penting manakala suatu kekuatan nasional membawa pengaruh atas masalah internasional, karena berpengaruh pada tekad pemerintah dalam politik luar negerinya. Serta tiap bagian rakyat yang merasa hak dan partisipasinya yang penuh dalam penyelenggaraan negara.

7. Kualitas Diplomasi

Kualitas diplomasi suatu negara menggabungkan faktor-faktor lain menjadi kesatuan kekuatan nasional yang terpadu, memberikan arah negara. Negara-negara harus mengandalkan kualitas diplomasinya supaya dapat bertindak sebagai katalisator untuk faktor yang berbeda demi membentuk kekuatan nasional negara.

Pemerintah harus pula memastikan persetujuan rakyat sendiri untuk politik dalam dan luar negerinya. Bagaimanapun juga, bagi pemerintah tidak hanya cukup menggalang opini umum bangsa untuk membantu politik luar negeri, tetapi juga menggalang dukungan opini publik negara lain demi perebutan dominasi politik dan kekuasaan.

Pergeseran zaman, akhir-akhir ini yang dipicu oleh arus globalisasi telah merubah pandangan dunia mengenai Kekuatan Nasional tersebut. Unsur-unsur kekuatan nasional yang terdiri atas faktor geografis, sumber daya alam, penduduk sampai dengan kualitas diplomasi masih berlaku hingga era ini. Namun hal tersebut, tidak cukup menjadi titik acuan yang memengaruhi kekuatan nasional.

Terdapat banyak faktor lain yang saling berkorelasi satu sama lain, seperti kekuatan investasi, perdagangan, sosial, kebudayaan, hingga agama (religion) dapat pula mempengaruhi seberapa besar kekuatan nasional yang dimiliki oleh suatu negara.

Kembali ke wacana import beras maka bila akhirnya kebijakan import yang diambil, tentunya menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan para stakeholders lainnya termasuk para mahasiswa pertanian karena pentingnya sektor pangan ini bagi suatu negara, apatahlagi Indonesia memiliki alam yang subur.





 image:
tragicocomedia.files.wordpress.com  
 referensi: 
frahmansadzali1622.blogspot.co.id
wikipedia.org/wiki/Trilogi_Pembangunan
aboutinternationalrelations.wordpress.com
en.wikipedia.org/wiki/Hans_Morgenthau





 


loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment